HUBUNGAN PARITAS DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI PUSKESMAS PEJERUK KOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2016
Abstract
Salah satu indikator dalam menilai derajat kesehatan masyarakat adalah angka kematian bayi (AKB) salah satunya disebabkan oleh BBLR. Menurut laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi BBLR di Indonesia mengalami penurunan dari 11,1% di tahun 2010 menjadi 10,2% di tahun 2013. Walaupun secara nasional terjadi penurunan, namun di beberapa daerah prevalensi BBLR masih sangat tinggi seperti di Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 16,9% (Kemenkes, 2013). Dalam Bulletin Sistem Kesehatan tahun 2011 disebutkan bahwa perkiraan setiap tahunnya terdapat sekitar 400.000 BBLR di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi NTB, jumlah bayi BBLR di NTB pada tahun 2014 yaitu 3730 jiwa dan yang meninggal sebesar 508 kasus, sedangkan di Kota Mataram sebesar 274 kasus dan yang meninggal sebesar 13 kasus (Bapeda NTB, 2014). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara paritas dengan kejadian BBLR di Puskesmas Pejeruk Kota Mataram. Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan rancangan penelitian cross sectional dengan menggunakan data sekunder. Penelitian dilakukan pada bulan Mei tahun 2016. Data diambil adalah data BBLR yang tercatat dalam register kohort bayi tahun 2013 sampai tahun 2015 di puskesmas Pejeruk Kota Mataram. Tehnik pengambilan sampel diambil dengan menggunakan total sampling sebanyak 57 sampel. Data dianalisis dengan menggunakan alat bantu komputer dengan anilisis univariat untuk melihat karekteristik responden dan analisis bivariat untuk melihat hubungan antara paritas dengan kejadian BBLR dengan menggunakan uji chi square. Data disajikan dengan tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar BBLR murni sebanyak 52 orang (91,2%), multi para sebanyak 29 orang (50,9%), umur reproduksi sehat (20-35 tahun) sebanyak 49 orang ( 86%) tidak bekerja sebanyak 32 orang (56,1%). Ada hubungan antara paritas dnegna kejadian BBLR dengan p value (0,035). Kesimpulan : karekteristik ibu yang melahirkan bayi BBLR sebagian besar dengan BBLR(1500-<2500 gram), umur reproduksi sehat (20-35) tahun, multipara dan tidak bekerja. Ada hubuangan antaran paritas dengan kejadian BBLR. Saran : Hendaknya KIE terkait pencegahan terjadinya BBLR dapat lebih ditingkatkan lagi mengingat terdapat hubungan antara BBLR dengan paritas, sehingga kehamilan dapat berlangsung dengan normal dan puskesmas diharapkan dapat melibatkan lintas sektor terkait dan masyarakat di wilayah kerja puskesmas jika memungkinkan melakukan gerakan mendukung kehamilan terkait pencegahan faktor-faktor terjadinya BBLR.
Copyright (c) 2016 Rohani

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.